Tuesday, August 2, 2016

,

Angkringan, Tempat Makan Ramah Kantong di Jogja



Menu Angkringan

Saya selalu berpikir untuk membuat tulisan yang benar-benar menunjukkan the real of Jogja. Mulai dari makanannya, wisatanya, suasananya dan orang-orang di dalamnya meskipun saya bukan orang asli Jogja. Setelah lama tidak menulis blog kemarin karena libur lebaran dan kesibukan kerja, saya mulai berpikir menulis apa tentang Jogja. Akhirnya mendapat sebuah ide untuk menulis tentang angkringan setelah mengunjungi angkringan kemarin setelah pulang kerja.


Saya punya angkringan langganan yang saya suka cita rasa makanannya, dan harganya pas di kantong, yaitu angkringan batas kota. Angkringan batas kota terletak di jalan Monjali, tepatnya di depan asrama mahasiswa Kalimantan Timur (Kalo ga salah ya). Kalau ingin tau lokasinya lebih detail, bisa hubungi kontak saya. Untuk harga makanannya, memang sedikit lebih mahal dibandingkan dengan angkringan-angkringan lain yang ada di Jogja. Tetapi, rasanya memuaskan sekali di lidah, tidak ada kata menyesal untuk menikmati berbagai macam makanan yang disediakan.

Menu mulai dari nasi kucing (nasi goreng, nasi sambal teri, dan nasi oseng tempe), aneka gorengan, tahu bacam (favorit sekali), sate usus, sate keong, sate kerang, sate ati ampela, dan sate-sate lainnya, juga ada berbagai minuman yang bisa menjadi teman bersantap. Harga satu porsi nasi kucing Rp 2.000,00, kalau harga gorengan mulai dari Rp 500,00, harga sate mulai dari Rp 1.500,00. Cukup terjangkau bukan? kalau saya pribadi bisa menghabiskan kurang lebih Rp 10.000,00 sampai Rp 15.000,00 sekali makan disana. Karena porsi makan saya emang yang di atas rata-rata. Untuk kepuasan? Sangat puas ya dengan berbagai menu dan cita rasanya, kalau dalam bahasa Jawa masakannya itu miroso, nggak pelit bumbu, kerasa gitu bumbunya.


Ada filosofi lain yang saya sukai saat makan di angkringan, yaitu tentang keramahan dan obrolan bebas. Ada banyak ide-ide dan kritik-kritik sosial yang dimulai dari sebuah warung angkringan. Disana, berbagai kalangan duduk bersama disatukan dengan makanan-makanan sederhana membahas berbagai masalah. Saya selalu mengingat kenangan yang ada di angkringan. Banyak kenangan yang saya dapat dari warung angkringan (curhat). Mangkanya tidak salah, setiap sudut Jogja itu penuh dengan kenangan.

0 comments:

Post a Comment